Sabtu, 14 Agustus 2010

Biodata

Nama : Siti Rohmah
TTL : Bogor,2 April 1991
Umur : 19
Agama : Islam
GoL Darah: A
Alamat : jln.tatawinata kedung badak
Pekerjaan : Mahasiswi di Universitas Pakuan
Jurusan : Fkip Biologi

penyakit diabetes

Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.

  • Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

  • Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

    Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

    1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
    2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
    3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
    4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
    5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
    6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
    7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
    8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
    9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
    10.Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

    Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.

    Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.

  • Tipe Penyakit Diabetes Mellitus

  • 1. Diabetes mellitus tipe 1
    Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja.

    Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi, sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.

    2. Diabetes mellitus tipe 2
    Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

    Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan (obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet, penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan untuk diberikan.

  • Kadar Gula Dalam Darah

  • Normalnya kadar gula dalam darah berkisar antara 70 - 150 mg/dL {millimoles/liter (satuan unit United Kingdom)} atau 4 - 8 mmol/l {milligrams/deciliter (satuan unit United State)}, Dimana 1 mmol/l = 18 mg/dl.

    Namun demikian, kadar gula tentu saja terjadi peningkatan setelah makan dan mengalami penurunan diwaktu pagi hari bangun tidur. Seseorang dikatakan mengalami hyperglycemia apabila kadar gula dalam darah jauh diatas nilai normal, sedangkan hypoglycemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan nilai gula dalam darah dibawah normal.

    Diagnosa Diabetes dapat ditegakkan jika hasil pemeriksaan gula darah puasa mencapai level 126 mg/dl atau bahkan lebih, dan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah puasa (minimal 8 jam) mencapai level 180 mg/dl. Sedangkan pemeriksaan gula darah yang dilakukan secara random (sewaktu) dapat membantu diagnosa diabetes jika nilai kadar gula darah mencapai level antara 140 mg/dL dan 200 mg/dL, terlebih lagi bila dia atas 200 mg/dl.

    Banyak alat test gula darah yang diperdagangkan saat ini dan dapat dibeli dibanyak tempat penjualan alat kesehatan atau apotik seperti Accu-Chek, BCJ Group, Accurate, OneTouch UltraEasy machine. Bagi penderita yang terdiagnosa Diabetes Mellitus, ada baiknya bagi mereka jika mampu untuk membelinya.

  • Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes

  • Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

    Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

    Rabu, 07 April 2010

    Dr. Subandi, M. Si: Unggulkan Penelitian Protein eRF1 dalam Pemilihan Dosen Teladan

    Nama : Dr. Subandi, M. Si
    TTL : Malang, 5 November 1950
    Jabatan Akademik : Dosen Kimia FMIPA UM
    Jabatan Struktural : Kepala Pusat Penelitian Teknologi dan Industri
    Bidang Keahlian : Biokimia dan Bioteknologi
    Prestasi : Dosen Teladan I Tingkat Universitas Negeri Malang tahun 2006
    Dosen Teladan I Tingkat Unniversitas Negeri Malang tahun 2009
    Riwayat Pendidikan
    - SDN Belimbing II Malang (1963)
    - SMPN V Malang (1966)
    - SMAN IV Malang (1969)
    - Sarjana Muda Pendidikan Kimia IKIP Malang (1973)
    - Sarjana Pendidikan Kimia IKIP Malang (1984)
    - Magister Biokimia ITB Bandung (1993)
    - Doktor Biokimia/ IPA ITB Bandung (2002)
    Motto: Segala hal yang dilakukan saat hidup, diniatkan untuk ibadah.

    Mengembangkan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan menyelenggarakan kerjasama merupakan merupakan bagian dari fungsi UM yang melandasi Dr. Subandi, M.Si untuk menghasilkan karya-karya yang unggul, khususnya dalam bidang penelitian. Selama tiga tahun terakhir, beliau melakukan penelitian tentang ragi dan pemanfaatannya. Selain itu, Dr. Subandi, M.Si bersama tim mengadakan penelitian untuk industri kecil dan menengah di Ngawi. Dalam penelitian ini, beliau mencoba menghilangkan bau limbah tahu sekaligus mengubahny menjadi pupuk dan biogas. Penelitian-penelitian inilah yang mengantarkan beliau menjadi Dosen Teladan I Universitas Negeri Malang.
    Terpilih sebagai Dosen Teladan I Universitas Negeri Malang tahun 2009, membuat Dr. Subandi, M. Si diundang untuk bersaing dengan dosen-dosen seluruh Indonesia di Jakarta. Meskipun belum berhasil lolos dalam selesksi 15 besar, semangat osen Kimia FMIPA UM ini tidak pernah padam. Beliau justru terus mengembangkan dan meneliti berbagai hal yang menarik, khususnya yang berkaitan dengan biokimia dan bioteknologi.
    Gemar melihat sesuatu yang baru dan menantang mendorong Kepala Pusat Penelitian Teknologi dan Industri ini untuk terus melakukan penelitian. Hobi yang beliau kembangkan bersama dengan junior dan mahasiswa ini memang terbukti membuahkan hasil. Tidak hanya laporan penelitian, Dr. Subandi, M.Si bahkan telah menyusun beberapa buku mengenai penelitan yang dilakukan. Diantaranya buku berjudul Studi Struktur-Fungsi Protein Release Factor (eRF1) pada Biosintesis Protein, Melacak Sisi Aktif Protein eRF1 Melalui Sekuensing Gen-Gen Mutan Sup45 di Ragi Saccharomyces cerevisiae, dan Site Directed Mutagenensis pada SUP45 untuk Mempelajari Mekanisme Interaksi Protein eRF1 dan eRF3 di Ragi Saccharomyces cerevisiae. Selain menyusun buku hasil penelitain, Dr. Subandi, M.Si juga menyusun beberapa buku sebagai bahan ajar untuk SMP dan SMU.
    Beberapa penelitian Dr. Subandi, M. Si bahkan telah diakui oleh DP2M DIKTI untuk didanai terus tanpa terputus sejak tahun 2004. Seperti yang dibahas sebelumnya, penelitian unggulan tersebut mengangkat tema tentang protein eRF1 dalam ragi. Penelitian ini pun sampai dipublikasikan dalam jurnal internasional pada tahun 2008 dengan judul Mutation at Tyrosine in AMRLY (GILRY Like) Motif of Yeast eRF1 on Nonsense Codons Suppression and Binding Affinity to eRF3.
    Bersama dengan tim, Dr. Subandi, M. Si saat ini tengah mengembangkan penelitian mengenai pemanfaatan minyak bekas untuk diolah menjadi biodiesel dengan dan menjalin kerjasama dengan Lemigas. Dosen yang dua kali menjadi Dosen Teladan I tingkat universitas ini menjelaskan bahwa minyak goreng bekas memiliki potensi untuk dijadikan bahan bakar setelah disintesis menggunakan mikrowave dan sonicator. Beliau menambahkan, “Minyak goreng bekas itu bukan makanan manusia, melainkan makanan mobil. Oleh sebab itu, berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia.”
    Semangat yang tidak pernah surut membuat Dr. Subandi, M.Si tidak hanya dikenal sebagai peneliti, melainkan juga sebagai pembicara atau narasumber dalam berbagai pelatihan. Bukan sebatas ilmu sains, Drs. Subandi, M.Si pun sempat mengisi beberapa pelatihan mengenai penulisan. Disamping itu, hingga saat ini beliau membimbing 22 mahasiswa S1, S2, dan S3 untuk menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Tidak hanya mahasiswa UM, Dr. Subandi, M.Si juga membimbing mahasiswa dari luar UM.
    Saat ditanya mengenai kiat-kiat menjadi Dosen Teladan I, Dr. Subandi, M. Si terdiam sejenak. Dosen yang pernah bertandang ke Inggris selama 3 bulan untuk mengikuti pelatihan bioteknologi ini mengaku tidak tahu mengapa beliau terpilih menjadi Dosen Teladan I tingkat universitas. Melakukan apa adanya dengan diniatkan ibadah merupakan kunci utama yang menjadi pegangan Dr. Subandi, M.Si.
    Buku-buku hasil penelitian Dr. Subandi, M.Si sebagian digunakan untuk bahan pembelajaran di kampus. Mengenai hal itu, beliau berpendapat bahwa sisi positif dan negatif sesuatu akan terlihat setelah melakukan penelitian sendiri. Selain itu, penjelasannya juga lebih detil dan menjiwai karena hasil didapatkan dari pengalaman sendiri, bukan cerita dari orang lain. Dr. Subandi, M.Si berharap suatu saat nanti beliau dapat melakukan regenerasi. “Sebab suatu penelitian tanpa regenerasi, nantinya akan sia-sia. Oleh sebab itu, saat ini saya mengajak junior dan mahasiswa saya untuk bersama-sama meneliti,” papar Dr. Subandi, M.Si.